Mahasiswa, Masihkah Mampu Menjadi Harapan Bagi Masyarakat?
Mahasiswa, Masihkah Mampu Menjadi Harapan bagi Masyarakat?
Apa yang pertama kali Anda bayangkan ketika mendengar kata “mahasiswa”?
Anak muda dengan kaca mata tebal membawa setumpuk buku ke mana pun dia pergi? Atau
anak muda dengan rambut gondrong, celana sobek, mengeluh mengenai sulitnya
kuliah dan menyalahkan pemerintah atas segala problematika yang terjadi di
negeri ini? Atau mungkin Anda membayangkan anak muda dengan jaket almamater terpasang
di tubuhnya sambil meninjukan kepalan tangannya ke udara meneriakan perubahan?
Mari kita bicara tentang mahasiswa Indonesia. Sejarah
mencatat bahwa mahasiswa memiliki peranan penting dalam proses reformasi
Indonesia. Sejak saat itu mahasiswa seakan-akan dijadikan dewa oleh masyarakat.
Masyarakat menaruh harapan besar pada setiap mahasiswa Indonesia.
Secara teori, mahasiswa memiliki identitas yang
membedakannya dengan masyarakat lain. Identitas itu terdiri dari potensi,
posisi, dan peran.
Potensi Mahasiswa
Mahasiswa memiliki potensi berupa hard skill, soft skill,
dan idealisme. Sudah sewajarnya mahasiswa memiliki hard skill. Potensi hard
skill diperoleh mahasiswa melalui perkuliahan sesuai dengan bidang jurusan
masing-masing. Diharapkan dengan hard skill tersebut mahasiswa memiliki
keahlian berbasis keilmuan yang mumpuni untuk menjawab tantangan masa depan.
Mahasiswa juga memiliki potensi berupa soft skill. Soft
skill ini meliputi kemampuan-kemampuan seperti kepemimpinan, berorganisasi, public
speaking, komunikasi, dll. Semua itu bisa mahasiswa dapatkan dengan mengikuti
suatu organisasi atau komunitas yang sesuai dengan minat dan bakat yang
bersangkutan.
Lalu terakhir, dan mungkin inilah potensi mahasiswa terbesar
yang belum tentu dimiliki anggota masyarakat lainnya, yaitu idealisme.
Mahasiswa yang idealis adalah mahasiswa yang mampu menganalisis suatu problem
dengan berdasar pada kebenaran ilmiah. Idealisme datang dari dalam diri sendiri
berdasarkan jam terbang hidupnya, karena pada dasarnya ketika kita menerima
input dari luar, diri ini akan memrosesnya dan menjadikannya sebuah idealisme
baru yang akan terus berkembang
Posisi Mahasiswa
Dalam tatanan masyarakat mahasiswa memiliki posisi sebagai
masyarakat sipil. Mengapa? Karena mahasiswa memiliki hak dan kewajiban sebagai
seorang sipil. Dalam masyarakat sipil itu sendiri, mahasiswa tergolong ke dalam
akademia alias orang yang berkecimpung di dunia perguruan tinggi sehingga
menyebabkannya menjadi orang yang terpelajar. Posisi tersebut merupakan suatu
amanah besar bagi mahasiswa.
Peran Mahasiswa
Sudah menjadi kata-kata favorit bagi semua orang bahwa
mahasiswa adalah generasi penerus bangsa. Ya, itulah peran mahasiswa. Tapi tak
hanya sampai di situ, mahasiswa juga memiliki tanggung jawab untuk mendidik
penerus bangsa selanjutnya dengan potensi yang dimillikinya. Selain itu
mahasiswa juga memiliki peranan terjun langsung ke masyarakat. Dengan semangat
mudanya, mahasiswa mampu menangani masalah di masyarakat dengan turut terjun
langsung.
Mari kita kembali ke realita. Fakta menunjukkan mahasiswa
kuliah dengan dibiayai oleh masyarakat. Mengapa mereka mau melakukan itu? Seperti
telah disebutkan sebelumnya, yaitu karena masyarakat menaruh harapan besar pada
mahasiswa. Mereka percaya bahwa mahasiswa dapat membawa perubahan. Ketika
pemerintah mengeluarkan kebijakan-kebijakan, mahasiswa lah orang pertama yang mengkritisinya
dan mencari jaminan bahwa kebijakan tersebut mampu menyejahterakan masyarakat.
Sampai detik ini masyarakat masih menaruh kepercayaan
tersebut. Dengan segala potensi, posisi, dan peran yang dimilikinya seharusnya
mahasiswa mampu mengembalikan kepercayaan itu pada masyarakat. Tapi apakah
mahasiswa kini sama dengan mahasiswa yang diceritakan oleh sejarah reformasi
dulu? Apakah mahasiswa kini mampu mengimplementasikan segala identitasnya
dengan sebaik-baiknya? Mahasiswa, masihkah mampu menjadi harapan bagi
masyarakat Indonesia? Silakan jawab sendiri.
Komentar
Posting Komentar