Bahasa
“Be carefull with your words, once they are said, they can only be forgiven, not forgotten”
Kita
semua tahu kalau kita tidak hidup sendiri dan akan selalu membutuhkan
peran orang lain. Hal tersebut membuat kita harus berinteraksi dan
berkomunikasi dengan mereka. Interaksi adalah ketika kita bertemu dan
berhubungan dengan orang lain. Interaksi akan berjalan sesuai dengan
keinginan jika kita dapat menyampaikan isi kepala atau isi hati kita
dengan baik. Kuncinya adalah komunikasi. Dan kunci komunikasi adalah
bahasa.
Bahasa
menurut KBBI adalah sistem lambang bunyi yg arbitrer, yg digunakan oleh
anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi,
dan mengidentifikasikan diri. Bahasa membantu kita untuk menyampaikan
dan membuat orang lain paham akan apa yang kita pikirkan, rasakan, atau
inginkan. Bayi belum mampu berbahasa sehingga dia akan kesulitan
menyampaikan ke ibunya kalau dia sedang lapar. Alhasil, menangislah dia,
supaya orang di sekitarnya menghampiri dia dan memberinya makanan. Jika
hal tersebut belum terjadi, dia akan terus menangis.
Kita,
saya dan Anda yang membaca tulisan ini, tentunya adalah manusia yang
sudah pandai berbahasa, tidak seperti bayi yang masih mengandalkan
isyarat-isyarat. Tapi seringkali kita yang sudah dewasa ini masih
bertikai dengan orang lain karena ketidaksepahaman akan sesuatu yang
artinya salah satu atau dua dari pihak yang bertikai tidak mampu
menyampaikan apa yang mereka pikirkan, rasakan, atau inginkan dengan
baik. Intinya adalah masalah dalam penggunaan bahasa. Sebenarnya
terdapat banyak faktor yang menyebabkan pertikaian terjadi. Namun
mengingat bahasa adalah jembatan kita untuk berkomunikasi dengan orang
lain, maka satu hal yang perlu pertama disoroti adalah penggunaan
bahasanya.
Misscommunication yang
terjadi karena perbedaan bahasa ibu, akan lebih ditoleransi. Contoh,
orang Jawa dan Sunda sedang berkomunikasi. Orang Sunda merasa tidak
mampu membuat orang Jawa paham akan apa yang ia sampaikan. Hal ini
tentunya akan lebih dimaafkan. Satu-satunya solusi adalah dengan
menggunakan bahasa yang lebih universal, yaitu Bahasa Indonesia. Namun
bagaimana jika kedua belah pihak yang sedang berkomunikasi sudah
menggunakan Bahasa Indonesia tapi masih saja terjadi ketidaksepahaman?
Hal
inilah yang sangat sering terjadi di kalangan para orang dewasa.
Seringkali kita merasa apa yang kita katakan sudah benar namun orang
lain yang mendengar tidak sepaham dengan kita. Hal ini sangat
membingungkan, apa yang salah? Setelah hidup selama 21 tahun, tentunya
saya telah banyak menghadapi masalah seperti ini, baik itu masalah
sendiri maupun masalah milik orang lain. Dari situ saya mengamati
bagaimana cara orang menyampaikan gagasan mereka, tatanan bahasa seperti
apa yang mereka gunakan. Saya pun iseng bereksperimen, ceritanya saya
ingin menyampaikan satu gagasan yang sama dengan menggunakan tatanan
bahasa yang berbeda, diksi yang berbeda. Alhasil, responnya pun berbeda
tergantung pada siapa kita bicara. Beberapa kata memiliki arti yang sama
namun makna yang berbeda bagi tiap orang. Atau untuk kasus lain
terdapat beberapa kata yang sangat familiar bagi beberapa orang namun
tidak bagi beberapa orang yg lain. Hal ini kemudian saya simpulkan
(entah benar atau tidak) merupakan penyebab dari ketidakberhasilan orang
dalam berkomunikasi. Kita perlu memahami kata yang akan digunakan
dengan baik supaya apa yang ingin kita sampaikan dapat tepat sasaran.
Orang
yang sudah lama berhubungan dengan kita alias orang terdekat kita
cenderung akan lebih mudah memahami apa yang kita bicarakan karena sudah
memahami bagaimana pola pikir kita. Namun untuk orang yang baru kita
temui, komunikasi akan sangat bergantung pada bahasa yang digunakan.
Penggunaan bahasa pun dapat mempengaruhi persepsi orang lain terhadap
kita. Jadi quote yang saya tulis di awal artikel ini sangat krusial dalam membangun komunikasi yang baik.
Entah
benar atau tidak, saya menyimpulkan bahwa kesuksesan kita dalam
berkomunikasi salah duanya tergantung pada seberapa paham kita tentang
Bahasa Indonesia termasuk arti dan makna kata yang ingin digunakan serta
seberapa paham kita tentang pola pikir lawan bicara. Penggunaan bahasa
yang baik akan melahirkan komunikasi yang baik dan komunikasi yang baik
akan melahirkan kerja sama yang baik. Kerja sama yang baik akan
mengantarkan kita pada tujuan bersama.
Untuk
membangun pemahaman akan diksi dan tatanan bahasa, hendaknya kita
memperkaya diri dengan membaca. Dengan sering membaca, perbendaharaan
kata kita akan semakin kaya dan kita akan terlatih untuk mencoba
memahami gagasan si penulis melalui uraian kata yang ia susun. Dalam
dunia nyata, kita pun akan semakin terlatih untuk memahami pola pikir
orang, memahami gagasan dia, dan menyampaikan gagasan kita dengan bahasa
yang baik dan sesuai. Untuk itu, mari mulai budayakan membaca!
Semoga
apa yang saya sampaikan di sini pun dapat dipahami oleh pembaca karena
pada dasarnya tulisan ini merupakan salah satu komunikasi tidak langsung
antara saya dan pembaca :)
Komentar
Posting Komentar